Advertisement

Main Ad

Doa dan Perjalanan Paulus Untuk mengetahui Kehendak Tuhan Dengan Sempurna

MENGETAHUI KEHENDAK TUHAN DENGN SEMPURNA 


        (Kolose. 1:9) 

Tinjauan Garis Besar:Tinjauan Garis Besar:

I. Doktrin : Pribadi dan Karya Kristus (1:1-23)

A.Pendahuluan(1:1-14)

1. Salam Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:1-2)

2. Ucapan Syukur Paulus untuk Jemaat di Kolose (1:3-8)

3. Doa Paulus untuk Jemaat di Kolose (1:9-14)

(a) Alasan Doa Paulus (1:9a)

(a) Isi dari Doa Paulus (1:9b-14)

(1) Akar dan Batang – “mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna” (ay. 9b)

      Kata-kata Pendahuluan

  Rasul tersebut memberi salam kepada jemaat di Kolose (1:1-2), bersyukur kepada Allah untuk iman dan kasih mereka (1:3-8), dan kemudian diikuti dengan suatu doa khusus untuk pertumbuhan mereka dalam pengetahuan tentang kehendak Allah (1:9-14). Banyak orang akan puas dengan fakta bahwa jemaat di Kolose sedang menunjukkan iman dan kasih, namun Rasul Paulus berdoa untuk pertumbuhan rohani yang lebih baik lagi, karena tanpa hal tersebut orang-orang Kristen akan menjadi mandek dan tidak produktif ( bnd. 2 Ptr. 1:4-11).

  Penekanan yang sama dapat dilihat dalam doa-doa Paulus dalam kitab Efesus dan Filipi ( bnd. Ef. 1:15-23; 3:14-19; Flp. 1:9-11). Dorongan doa-doa mengenai pertumbuhan rohani dan pengertian seharusnya mengajarkan kita bahwa ketidakseimbangan dan konflik-konflik yang bodoh sering terjadi dalam lingkungan Kristen dalam hal pemahaman Alkitab lawan ungkapan kasih. Dalam beberapa gereja , penekanannya adalah mengenai menyatakan kasih dalam hubungan-hubungan yang berarti di dalam dan di luar tubuh Kristus. Lainnya, penekanan mungkin pada kehidupan bersama tubuh Kristus, atau mungkin mengenai penginjilan, pengajaran, atau teologi. Yang satu sering digunakan untuk melawan lainnya seolah-olah semua itu bertentangan satu sama lain.

  Semua tanggung jawab untuk tubuh Kristus diperlukan, dan seharusnya tak pernah dipertentangkan satu sama lainnya. Mereka terikat dan menyatu seperti sebuah tangan dalam sarung tangan. Prinsip pentingnya adalah bahwa mereka tidak saling ekslusif. Sebaliknya, mereka terjalin dan terkait, seperti sebab dan akibat ketika dipahami sebagaimana mestinya dan secara alkitabiah. Ayat-ayat pertama dari Kolose menggambarkan ini dengan indah. 

  Rasul Paulus merasa bisa memuji jemaat Kolose untuk iman, kasih dan pengharapan mereka (1:4-5), namun ini tidak cukup. Perjalanan seseorang bersama Kristus bukanlah suatu hubungan yang statis. Selaku orang-orang Kristen, kita tak pernah bisa duduk tenang atau berhenti pada rangkaian kemenangan kita. Orang-orang cenderung untuk hidup pada masa lampau mereka atau bahkan pengalaman-pengalaman mereka sekarang ini dan terpaku pada apa yang nyaman bagi mereka. Karena tak seorang pun pernah sampai pada puncak kedewasaan rohani dalam hidupnya, selalu ada ruang untuk pertumbuhan rohani.

  Jika kita terus menyenangkan Tuhan, menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan baik dan sungguh-sungguh bertumbuh dalam Kristus, adalah perlu bahwa kita “menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahuikehendak Tuhan dengan sempurna.” Mengapa ini benar? Pertama, karena kasih dan pelayanan tanpa wawasan alkitabiah dan pengetahuan akan kebenaran hanya akan menjadi peniruan yang tipis dan murah yang terutama dimotivasi oleh hal-hal yang mementingkan diri dan keinginan-keinginan. Karena kenyataan ini, Paulus memperingatkan untuk melawan kepura-puraan atau kasih yang pura-pura (Rm. 12:9). Dan kedua, karena tanpa wawasan alkitabiah dan motivasi, bahkan kasih Kristen yang tulus akan menjadi suram dan mati Tindakan-tindakan kasih Kristen dan pelayanan akan berubah menjadi membosankan dan pengunduran diri karena kapok, jika itu terjadi.

  Tanpa kasih dan hubungan-hubungan yang erat dalam tubuh Kristus, pengetahuan yang kita peroleh melalui pemahaman Alkitab yang dalam akan selalu menjadi dingin, suka mengritik, membosankan, dan hanya intelektualisme saja. Pengetahuan tanpa penerapan tidak layak karena ini gagal menangkap arti dan tujuan mengenal Firman Allah. Pemahaman Alkitab tak pernah berakhir sampai di situ saja, namun ini adalah suatu elemen yang perlu dalam kehidupan orang percaya dan sesuatu yang terasa diabaikan dalam gereja sekarang ini. Seperti Rasul Paulus memperingatkan, pengetahuan tanpa pengertian dan kasih yang seperti Kristus menimbulkan kesombongan, kaku, kecongkakan, atau membesar-besarkan,dan gagal untuk memenuhi kehendak Allah (bnd. Kol. 2:18; 1 Kor. 8:1) Jika pengetahuan kita tentang Juruselamat dan hidup kita di dalam-Nya tidak memimpin pada praktek kasih yang sejati, kita tidak ada apa-apanya (1 Kor. 13:2).

  Karena itu, dalam ayat-ayat 9-14, rasul tersebut berpindah dari ucapan syukur kepada suatu permohonan yang sangat khusus yang menggambarkan tindakan praktis dari memiliki pengetahuan akan kehendak Allah dalam segala hikmat dan pengertian. Seperti yang ditekankan Johnson,

  Orang-orang Kristen sering bertanya, “Bagaimana seharusnya saya berdoa, dan apa yang akan saya doakan?” Doa-doa Paulus merupakan pedoman-pedoman yang dapat dipercaya. Doa-doa tersebut singkat dan tegas, ditujukan pada keperluan-keperluan saat itu. Ia tidak “doa berkeliling dunia” sebelum mendoakan pokoknya. Ada suatu lelucon yang lucu tentang Billy Nicholson, penginjil Irlandia yang terkenal. Dalam suatu pertemuan akbar ia memanggil seorang saudara seiman yang dikenal karena suka menyebutkan semua misionaris yang dikenalnya dalam setiap doanya di muka umum. “Pak Anu,” kata Billy, “tolong pimpin kami dalam doa, tetapi sebatas wilayah Donegal saja ya!”2

  Doa-doa Paulus sangat berisi pelajaran dan sering berfungsi sebagai suatu teguran mengenai cara berdoa banyak orang Kristen. Doa-doa ini tidak hanya singkat dan tegas, namun bersifat strategi secara rohani. Mereka berfokus pada masalah-masalah rohani yang penting dalam menghadapi orang-orang percaya secara pribadi dan tubuh Kristus secara keseluruhan. Kehidupan Kristen adalah suatu peperangan rohani (Ef. 6:10-18), dan kehidupan doa kita seharusnya menggambarkan ini melalui cara kita berdoa. Dalam perang atau pertempuran militer, tujuan-tujuan biasanya dibagi ke dalam tiga bidang: strategis ( tujuan-tujuan penting dan utama), taktis ( operasi-operasi yang singkat dan cepat), dan logistik (distribusi keperluan-keperluan, orang-orang, dan bahan-bahan, dsb.). Sekarang ini, kehidupan doa banyak orang Kristen terutama berpusat pada logistik, pada kesehatan dan urusan-urusan kekayaan. Sebaliknya, doa-doa Paulus kebanyakan berfokus pada hal-hal strategis dan taktis.

  Akhirnya, seperti dunia lakukan sekarang ini, bidat-bidat di Kolose menawarkan gereja pengetahuan palsu dan solusi-solusi palsu terhadap kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah orang-orang. Untuk menghadapi pengajaran palsu dari bidat-bidat Paulus berdoa untuk pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. 

  Dua istilah yang ia gunakan dalam bagian ini (ay. 9-14), “ memberi buah “ and “ bertumbuh ,” memberikan gambaran dari sebuah pohon untuk menguraikan keinginan Tuhan bagi mereka dan bagi kita sebagai sebuah gereja, tubuh Kristus. Ini disebut memperhatikan firman seperti dalam Yer. 17:8 dan Mazmur1:3 yang menggambarkan umat Allah sebagai umat Firman-Nya yang kudus: “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya…” ( Mzm. 1:3). Ketika para pria dan wanita secara teratur mengisi hati mereka dengan aliran-aliran Firman Tuhan yang segar, mereka menjadi berbuah tanpa peduli situasi-situasi kehidupan ( bnd. Dan. 11:32).

Alasan untuk Berdoa (ay. 9a)

 

1:9a Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.,

 

“Sebab itu” menghubungkan ayat-ayat 9-14 dengan bagian sebelumnya tentang ucapan syukur, khususnya (1) laporan tentang iman, kasih dan pengharapan mereka dan (2) suksesnya penginjilan di tengah-tengah mereka melalui pelayanan Epafras, rekan sekerjanya yang setia dan kawan pelayanan. Paulus bersyukur untuk apa yang Allah telah lakukan dalam hidup mereka, namun karena prinsip yang sudah didiskusikan mengenai pertumbuhan rohani, rasul tahu bahwa kasih mereka akan gagal dan mati tanpa terus bertumbuh dalam kebenaran Sang Juruselamat. Jadi, kita diperkenalkan dengan doa Paulus untuk lebih memperkaya mereka dan bertumbuh dalam pengetahuan akan kehendak Allah.

 

“Sejak waktu kami mendengarnya” menampilkan kepekaan dan kecepatan rasul untuk pergi ke takhta kasih karunia bagi tubuh Kristus. Ini menunjukkan pada kita bagaimana kehidupan Paulus asyik dengan memperhatikan orang-orang lain dan bagi kemuliaan Allah, dan bagaimana ia percaya dalam semua perkara Tuhan akan mencukupkan. Doa tak pernah jauh dari hatinya dan dari bibirnya karena Allah adalah keyakinannya dan orang-orang adalah kepeduliannya.

 

“Tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta” juga menarik perhatian kita, seperti dalam ayat 3, akan ketekunan kehidupan doa Paulus. Mengapa kita melihat begitu sedikit kelaparan akan Firman Tuhan dan begitu sedikit hasil-hasil dalam kehidupan orang-orang lain? Sudah pasti, satu alasan adalah karena kita gagal berdoa dan berdoa dan berdoa.

 

Berdoa” bahasa Yunani-nya proseuchomai. Kata ini menunjuk pada hak istimewa untuk berdoa secara umum dan menekankan doa sebagai suatu tindakan ibadah dan pengabdian kepada Tuhan. Ini memandang doa sebagai sebuah pendekatan kepada Allah dari suatu pengenalan akan (1) kebutuhan seseorang dan ketidaklayakannya (2) akan kasih Allah dan semua karakter yang bijaksana dan kemahakuasaan atau persediaan total untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kata “meminta” bahasa Yunaninya aiteo, yang berarti “meminta, menginginkan, atau memohon.” Ini adalah kata lain untuk berdoa, sebuah sinonim, namun membawa keluar konsep mengenai kebutuhan-kebutuhan khusus dan keinginan-keinginan yang kita bawa ke hadapan Allah melalui permohonan-permohonan khusus.

 

Namun suatu perbandingan dari Mazmur 37:4 dengan Yakobus 4:3 mengingatkan kita bahwa seandainya kehidupan doa kita alkitabiah dan efektif, kesukaan kita haruslah dalam Tuhan dan tujuan-tujuan-Nya. Kesukaan akan Tuhan adalah apa yang memimpin keinginan-keinginan dan permohonan-permohonan kita sehingga semuanya tetap dalam alasan-alasan yang saleh. Tuhan tak pernah bermaksud doa menjadi sebuah cek kosong untuk mementingkan diri sendiri. Kita harus belajar dan berusaha berdoa dalam kehendak Allah sesuai tujuan dan nilai-nilai-Nya. Sebuah Mazmur yang indah yang menggambarkan prinsip ini adalah Mazmur (40:17):

 

“Biarlah bergembira dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata: “Tuhan itu besar!” ( membesarkan, NASB, mengagungkan, NIV) (Mzm 40:17)

 

Isi Doa Paulus (ay. 9b-14)

semoga artikel ini dapat menguatkan iman anda agar tidak melupakan tuhan dalam setiap langkah hidupmu

jangan lupa kunjungi link:https://renungankristenterkini49.blogspot.com

kami sajikan artikel untuk anda!

Post a Comment

0 Comments