Advertisement

Main Ad

Sejarah Polycarpus Melayani Tuhan dalam hidupnya

*PELAJARAN IMAN DARI SEORANG POLYCARPUS : DANIEL PERJANJIAN BARU*

Smirna adalah saingan Efesus dalam segala hal. Kalau Efesus adalah kota metropolis yang megah dan besar, maka Smirna terkenal karena keindahannya. Orang2 menjulukinya "Puspa Asia". Berbeda dengan Efesus yang semrawut, maka Smirna sangat rapih dan teratur, karena dibangun menggunakan konsep city planning.

Smirna di abad kedua, di sinilah Polycarpus, murid utama Rasul Yohanes, berdiam sebagai uskup jemaat. Di kota ini hadir komunitas Yahudi yang besar. Mereka menguasai perekonomian dan sangat membenci kekristenan yang mulai menyebar. Mereka memakai cara apa saja untuk bisa membunuh dan menghambat orang2 kristen, terutama berkolaborasi dengan penguasa Roma memanfaatkan gerakan Pan Romanisme.

Tgl 23 Februari 155, orang2 Smirna merayakan hari raya di stadion. Di-tengah2 kemeriahan tiba2 terdengar teriakan : "Penentang Pan Romanisme harus dibasmi, cari Polycarpus kita akan bakar di sini!". Teriakan yang dimulai dari satu orang ini segera membahana ke seluruh arena.

Sebenarnya amat mudah bagi Polycarpus untuk melarikan diri. Dia hanya perlu pergi ke luar kota. Ke kota yang paling dekatpun dia sudah aman. Tapi Polycarpus seorang Uskup, kalau uskupnya melarikan diri, bagaimana nasib jemaatnya?. Kalau gembalanya melarikan diri, bagaimana nasib domba2nya?. Polycarpus segera digelandang dari rumahnya ke stadion. Kapten Romawi yang menangkapnya sebenarnya tidak tega melihat oanrg sebaik Polycarpus harus dihukum. Sepanjang perjalanan ia terus membujuknya.

Pan Romanisme sebenarnya adalah gerakan politik, bukan agama. Gerakan yang dimulai oleh Kaisar Klaudius ini hanya bermaksud menyatukan wilayah2 jajahan, Romawi sama sekali tidak perduli dengan agama2nya. Satu tahun satu kali hanya perlu membakar dupa lalu menyebut kaisar itu "kurios" dan anda akan mendapat kartu bukti dan sesudah itu anda sudah bebas berbakti menurut agama dan keyakinan masing2.

Istilah "kurios" masa kini juga telah punya 2 arti : Tuhan dan tuan. Bah. Inggerisnya "Lord", Belandanya "Heer", Jermannya "Herr", Jawanya "Gusti" dan Minahasa-nya "Opo", karena telah dipakai juga oleh para bangsawan dan orang2 terhormat daalm masyarakat.
Tapi bagi seorang kristen masa itu membakar dupa dan menyebut kaisar itu kurios sudah merupakan pengkhianatan imannya karena baginya cuma Tuhan Yesus yang layak dipanggil Kurios.

Penguasa kota memberi Polycarpus 2 pilihan : mengutuki Kristus dan membakar dupa bagi kaisar atau mati. Dan ini jawaban Polycarpus : "Selama puluhan tahun aku melayaniNya, tak pernah sekalipun Tuhan Yesus mengecewakan aku. Bagaimana mungkin sekarang aku mau menghujat Rajaku yang telah menyelamatkan jiwaku?". Mendengar jawaban ini, seluruh orang yang hadir di stadion ber-bondong2 mengumpulkan kayu bakar dari mana2.

Di-tengah2 kobaran api yang amat hebat, terdengarlah doa Polycarpus yang sangat lantang : "Ya Allah Yang Mahakuasa, Bapa dari AnakMu, Tuhan Yesus, yang mulia dan tercinta, yang melaluiNya kami memperoleh pengetahuan yang penuh tentang Engkau, yaitu Allah semua malaikat dan kuasa, Allah segala ciptaan dan Allah segenap keluarga orang2 benar, yang hidup di hadapan hadiratMu. Aku memuliakan Engkau karena telah Kau karuniakan kepadaku hari ini dan saat ini, di mana aku diperkenankan untuk mengambil bagian ber-sama2 dengan para martir lainnya, minum dari cawan Kristus...

Saat ini aku mohon berkenanlah Engkau menerimaku sebagai korban yang layak, sama seperti Engkau telah berkenan menerima mereka yang telah mendahului aku. Maka jiwakupun akan memuliakan Engkau di dalam segala hal dan di setiap perkara, amin".
Bagaimana Polycarpus yang sedang berada di dalam kobaran api yang dahsyat dapat berdoa sedemikian panjang?. Polycarpus tidak mati oleh api, kobaran api yang dahsyat ini tidak sanggup membunuh Polycarpus, bahkan membakar bajunya saja tidak. Ia baru mati setelah seorang serdadu yang melihat ia tidak mati2, lalu melemparkan tombak kepadanya.

Kematian Polycarpus memberi keberanian bagi jemaat Smirna untuk bersaksi. Akibatnya di Smirna-lah kisah2 martir berlangsung amat dramatis. Smirna-lah mungkin penyumbang martir terbanyak di jemaat mula2. Sebagian dibunuh di Smirna, sebagian lagi diangkut ke Roma untuk menjadi makanan singa di stadion2 mereka melalui pelabuhan laut kota Efesus, sehingga Efesus dijuluki "kota jalan para martir". Tak heran jika dari ke tujuh jemaat utama, hanya Smirna dan Philadelphia saja yang tidak mendapat teguran dari Tuhan Yesus.
Melihat ketangguhan iman Polycarpus dan jemaat Smirna, maka kita boleh bertanya : di manakah jemaat kita sekarang berdiri?. Kalau Tuhan Yesus datang kedua kali, akankah Ia menegur kita ataukah akan memuji seperti yg Ia lakukan terhadap jemaat Smirna dan Philadelphia?...

sesungguhnya iman kitalah sumber segala kemampuan kita utk berkelakuan baik. Dengan iman kita sanggup melaksanakan perintah2 Alkitab, dengan iman kita sanggup melewati segala pencobaan, dengan iman kita sanggup melewati segala penganiayaan dan hanya iman kepada kepastian keselamatanlah yang akan memampukan kita untuk menjadi martir sekalipun.
Mari kita memperkuat iman kita kepada kepastian keselamatan kita dan jangan biarkan iblis atau siapapun melemahkannya, amin.

Theo Wullur.

agar yang lain juga dapat mengetahuinya!

Post a Comment

0 Comments